Sunday, May 14, 2017

Soal Penciptaan Alam Semesta, Al-Quran Sudah Menjawabnya Dengan Jelas

Alam semesta yang begitu besar ini merupakan salah satu dari ciptaan Allah SWT. Termasuk juga bumi, dan seluruh penghinya, begitu juga kita. Namun bagaimana cara alam yang kita tempati ini tercipta?

Gambar Ilustrasi Google
Ada satu teori yang paling terkenal bagaimana bumi bisa tercipta, yakni teori bigbang. Menurut para ilmuwan, alam semesta ini awalnya adalah satu kesatuan yang kemudian dipisahkan oleh satu ledakan besar yang disebut Big Bang. Tapi, pernyataan tersebut sudah sangat jauh ada dalam Al-Quran, yang berbunyi,

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan di antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (Surah Al-Anbiya Ayat 30).

Dikutip dari Inspiradata, Dalam buku ‘Miracles of Al-Qur’an & As-Sunnah’ dijelaskan teori ekspansi alam semesta telah menjadi subjek perdebatan yang cukup panjang. Para ilmuwan bertanya mengenai proses berkembangnya alam. Hal ini juga telah disebutkan dalam Alquran.

“(Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama. Begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; Sesungguhnya Kami-lah yang akan melaksanakannya,” (Surah Al-Anbiya Ayat 104).. 

Kurang Bersyukur dan Selalu Merasa Kurang, Kulit Sampai Hancur . . .

Di Indonesia, definisi kulit cantik adalah kulit mulus dan putih. Padahal kulit orang Indonesia yang kebanyakan berpigmen dan kecoklatan menadakan perlindungan terhadap sinar ultraviolet dari matahari yang begitu melimpah di negara kita. Padahal diluar sana, definisi kulit cantik adalah kulit yang sehat.
Gambar Ilustrasi Google
Nah, bersyukurlah jika kita punya kulit yang sehat pada Allah atas karunia yang telah diberikan kepada kita. Jangan sampai karena kurangnya kita bersyukur, kulit eksotis sehat kita malah jadi hancur.

Dikutip dari ruang muslimah, pernah tidak anda memakai kosmetik, namun malah membuat kulit kita tipis, hingga timbul jerawat? Padahal sudah dihentikan pemakaiannya, namun tetap saja tidak mau pulih seperti sedia kala.

Berhati-hatilah dengan kosmetik yang berembel-embel tradisional dan alami. Perlu diketahui bahwa semua produk kosmetik kemasan mengandung bahan kimia sintetis untuk membawa/mengikat bahan tradisionalnya. Supaya aman, kalau ingin pakai masker tomat, misalnya, pakai saja dari tomat asli yang diparut. Namun itu juga harus punya ilmunya karena bahan alami juga mengandung bahan kimia yang bisa menimbulkan reaksi negatif pada orang tertentu. Contohnya, ada seorang wanita yang mempunyai bisul di wajah, lalu memakai bawang putih yang ditempelkan pada bisul, malah menjadi koreng besar dan melepuh.

Nampaknya wanita tersebut alergi terhadap zat kimia anilin yang terdapat dalam bawang putih. Atau pasien berjerawat yang rajin mengoles wajahnya tiap malam dengan minyak zaitun, jerawatnya makin bertambah banyak dan bernanah. Sebagai info, minyak zaitun tidak boleh dioleskan pada kulit berminyak karena akan menutup pori dan menyebabkan jerawat.

Jangan juga kita terkecoh dengan produk import bertuliskan ‘no animal tested’. Bukan berarti tidak mengandung bahan dari hewan, lho. Maksudnya tidak diujikan pada hewan percobaan (kelinci, tikus, babi, kera). Tapi isinya bisa saja berasal dari lemak atau bahan hewan lainnya.

Untuk menghindari terjadinya hal ada kiatnya. Yaitu dengan tes alergi sendiri. Coba dulu kosmetik yang ingin kita pakai, minta sedikit dari teman yang punya, atau oleskan tester yang disediakan di gerai kosmetik tersebut. Diamkan beberapa jam, lihat reaksinya. Kalau ada reaksi iritasi/alergi seperti yang telah disebutkan di atas, jangan dibeli.

Nah, sebagai muslimah yang cerdas, selalu pilih dan pilah apa saja yang terbaik buat kita dan keluarga kita ya.. 

Wanita Seperti ini Akan Dipakaikan 2 Gelang Api dari Neraka Saat Kiamat

Rasulullah SAW dalam sabdanya bahkan mengatakan jika mayoritas penduduk neraka adalah wanita. Di sana, kaum hawa didera dengan beragam siksa. Bukan tanpa alasan, siksaan ini merupakan balasan atas tindakan di dunia yang bertentangan dengan ajaran.

Gambar Ilustrasi Google
Salah satu siksaan yang diterima adalah dipakaikan dua gelang dari api neraka. Tidak terbayangkan bagaimana panasnya ketika gelang ini menyentuh kulit. Namun, tidak ada lagi ampunan pada hari itu, yang ada hanya jeritan memohon ampunan yang sia-sia. Siapa wanita ini dan apa dosanya?

Ternyata wanita yang akan dipakaikan gelang oleh Allah SWT dari api neraka saat hari kiamat kelak adalah wanita yang gemar menggunakan perhiasan akan tetapi mereka tidak mengeluarkan zakat atas perhiasan tersebut.

Banyak wanita yang menjadikan perhiasan sebagai penunjang penampilan mereka. Tidak hanya itu, kaum hawa juga menjadikan perhiasan untuk menunjukkan kelas sosial di masyarakat serta untuk meningkatkan kepercayaan diri.

Akan tetapi, jika perhiasan tersebut tidak dipergunakan sesuai dengan tuntunan syar’i maka mereka bisa terjerumus dalam lembah dosa. Seperti penggunaannya untuk tujuan pamer, kesombongan, untuk menarik pria yang bukan mahram. Terlebih lagi apabila wanita tersebut tidak mengeluarkan zakat atas perhiasan yang mereka pergunakan.

Diceritakan dari Amr bin Syu’aib dari bapak dari kakeknya, ia berkata bahwa, “Ada seorang wanita yang datang kepada Rasulullah bersama dengan anak wanitanya,  di tangannya ada dua buah gelang besar yang terbuat dari emas. Maka Rasulullah pun bertanya kepadanya, “Apakah engkau telah mengeluarkan zakat emas itu?” Wanita itu menjawab, “Belum.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah engkau akan merasa senang jika nanti Allah akan memakaikan kepadamu pada hari kiamat dengan dua gelang dari api neraka.” Wanita itu pun lalu melepas kedua gelangnya dan memberikannya kepada Rasulullah sambil berkata, “Keduanya untuk Allah dan Rasul Nya.” (HR. Abu Daud no. 1563 dan An Nasa’i no. 2479. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan)

Allah Ta’ala berfirman dalam surat At-Taubah ayat 34-35 bahwa, “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya di jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.

Pada hari di panaskan emas perak itu dalam neraka jahannam , lalu di bakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.”

Dari Abu Hurairah menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang memiliki emas atau perak namun tidak mengeluarkan zakatnya maka pada hari kiamat nanti akan disepuh untuknya lempengan yang terbuat dari api neraka, lalu dipanaskan dalam api neraka Jahannam, kemudian disetrika dahinya, rusuk dan punggungnya dengan lempengan tersebut.
Setiap kali lempengan itu dingin maka akan disepuh lagi dan disetrikakan kembali kepadanya pada hari yang ukurannya sama dengan lima puluh ribu tahun. Kemudian ia akan melihat tempat kembalinya apakah ke surga ataupun ke neraka.” (HR. Muslim no. 987)
Dari Asma’ binti Yazid, ia berkata, “Aku masuk bersama bibiku untuk menemui Rasulullah dan ketika itu bibiku memakai beberapa gelang dari emas. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian bertanya kepada kami, “Apakah kalian sudah mengeluarkan zakat emas ini?” Kami jawab, “Tidak.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidakkah kalian merasa takut kalau nantinya Allah akan memakaikan kepada kalian gelang dari api neraka. Oleh sebab itu, keluarkanlah zakatnya.” (Lihat Jaami’ Ahkamin Nisa’, 2: 155-156)

Seperti halnya zakat yang dikeluarkan pada emas dan perak, kita juga wajib untuk megeluarkan zakat perhiasan setiap tahunnya. Namun dengan catatan saat sudah mencapai haulnya yaitu 1 tahun hijriyah dan selama masih mencapai nisbab.

Adapun ketentuannya yaitu, nisbab emas adalah sebesar 20 dinar atau setara dengan 85 gram emas dan perak adalah 200 dirham setara dengan 595 gram perak.

Jadi apabila kita mempunyai emas dan perak uang sudah masuk nisbab nya maka wajib bagi kita untuk mengeluarkan zakatnya sebanyak 2,5 %.

Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada kewajiban atas kamu sesuatu pun yaitu dalam emas sampai memiliki 20 dinar. Jika telah memiliki 20 dinar dan telah berlalu satu haul, terdapat padanya zat 1/2 dinar. Selebihnya dihitung sesuai dengan hal itu, dan tidak ada zakat pada harta, kecuali setelah satu haul” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).

Semoga dengan mengetahui hal ini dapat membuat kita menjadi hamba yang lebih bertakwa dan mampu menjalankan kewajiban sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Allah SWT.

Merasa artikel ini bermanfaat dan menambah informasi? Jangan ragu SHARE juga ke teman-teman yang lainnya! Menyebarkan informasi bermanfaat juga termasuk amal baikmu lho. Bisa juga LIKE fanspage kami untuk mendapatkan informasi menarik dan bermanfaat lainnya, Berita Islam dan Orang Tua Teladan.

Uang Bulanan Orang Tua Jauh Lebih Penting Daripada Cicilan Rumahmu

Dari Jabir bin Abdillah, ada seorang berkata kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki harta dan anak namun ayahku ingin mengambil habis hartaku.” Rasulullah bersabda, “Engkau dan semua hartamu adalah milik ayahmu.” (HR. Ibnu Majah, no. 2291, dinilai sahih oleh Al-Albani)
Gambar Ilustrasi Google.com
Banyak anak muda sekarang yang sudah berpenghasilan besar. Mirisnya, tidak sedikit yang peduli dengan hak orangtua terhadap dirinya dan gajinya.

"Aah, orangtuaku belum pensiun kok."
"Lhaa, kebutuhan gue kan banyak. Mau cicil motor, mobil, rumah."
"Orangtua gak masalah kok gak saya kasih uang bulanan, setahun sekali aja pas THR lebaran cukup..."
Ketahuilah anak meskipun sudah berkeluarga ataupun belum, dan sebagian seluruh hartamu hasil dari kerjamu ialah milik orang tuamu, simak haditsnya:

Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakek ayahnya yaitu Abdullah bin ‘Amr bin al ‘Ash, ada seorang yang menemui Nabi lalu mengatakan, “Sesungguhnya ayahku itu mengambil semua hartaku.” Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Engkau dan semua hartamu adalah milik ayahmu.” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya anak-anak kalian adalah termasuk jerih payah kalian yang paling berharga. Makanlah sebagian harta mereka.” (HR. Ibnu Majah, no. 2292, dinilai sahih oleh Al-Albani).

Meski demikian, seperti yang dikutip dari annida-online.com ada catatan untuk orangtua yang mau mengambil harta anaknya:
  • Tidak memberikan mudharat bagi sang anak dan tidak mengambil harta yang berkaitan dengan kebutuhan sang anak.
  • Tidak mengambil harta anaknya kemudian diberikan kepada anaknya yang lain.
  • Orang tua tidak menghambur-hamburkan harta tersebut dan tidak berbuat mubadzir (mubadzir adalah membelanjakan harta dalam hal yang tidak jelas manfaatnya dari sisi dunia atau pun dari sisi agama).
  • Orang tua membutuhkan atau berhajat dengan harta anaknya yang dia ambil.
  • Maka dari itu, perlakukan orangtuamu sebaik mungkin, sesungguhnya dirimu adalah hasil jerih payah mereka. Berikan mereka sesuatu yang bisa membahagiakan hatinya, mencukupi kebutuhannya, 


Melunasi hutangnya, memenuhi kebutuhannya, sesungguhnya yang demikian itu lebih baik daripada kamu membeli gadget,  membeli barang-barang mahal namun tidak terlalu di perlukan atau bahkan mencicil rumah. Jadikan orangtua sebagai prioritasmu karena ridho allah terletak pada ridha kedua orang tua.

Jika Memang Haram, Kenapa Babi Diciptakan? Baca Jika Kalau Kamu Muslim yang Taat!

Kaum Nasrani maupun Yahudi seringkali mempertanyakan sesuatu yang membuat umat Islam sedikit sulit menjawabnya. Mereka akan menyudutkan umat Islam dengan perkataan, “Mengapa babi diciptakan jika memang haram? Mengapa babi diciptakan jika memang tidak bisa dimanfaatkan?”

Gambar Ilustrasi Google.com
Allah memang telah megharamkan daging babi ataupun bagian lainnya bagi seorang muslim. Beberapa surat yang menyatakan keharaman daging babi antara lain surat Al Baqarah 173, Al Maidah 3, Al An’am 145 dan An Nahl 115.

Namun perlu diketahui pula bahwa dalam Injil pun, babi haram untuk dikonsumsi. Pelarangan tersebut ada dalam Kitab (Perjanjian lama) Imamat 7-8, Kitab Ulangan 8 dan Kitab Yesaya 2-5.

Adapun untuk menjawab pertanyaan
mengapa babi diciptakan jika haram, maka berikut diantara jawabannya.

Guna Menguji Manusia. 
Allah terkadang menciptakan sesuatu sebagai bahan ujian bagi manusia apakah akan patuh ataukah melanggarnya. Seperti halnya babi dimana jika orang memakannya, maka ia telah gagal dalam menghadapi ujian tersebut. Namun jika ia berhasil menghindari larangan itu dengan tidak memakannya, berarti ia telah lulus akan ujian yang telah Allah beri.

Membuat Manusia Layak Menjadi Khalifatullah.
Berbagai jenis makhluk hidup maupun hewan yang dianggap tak bermanfaat ternyata menjadikan manusia lebih kreatif dan berkembang secara intelektual. Contohnya saja babi dimana dengan adanya penciptaan babi, membuat manusia mengetahui berbagai bibit penyakit yang dibawa oleh binatang kotor tersebut. Dengan demikian, manusia pun akan berusaha untuk mencari atau meneliti obat terhadap penyakit itu.

Menjadi Pembelajaran Untuk Tidak Mengikuti Tabiatnya.
Sudah diketahui bahwa babi memiliki kesenangan berada di lingkungan yang kotor. Tak hanya itu saja karena babi juga termasuk hewan pemalas dan jorok. Bahkan saking joroknya, babi bisa memakan kotorannya sendiri. Tak jarang babi akan mengencingi dahulu makanannya sebelum disantap.

Berdo'a Depan Ka'bah, Wanita yang Difonis Mandul Ini Seketika Dikaruniai 4 Anak Kembar!

Memiliki anak atau keturunan merupakan salah satu tujuan dari pernikahan. Meski begitu ada beberapa orang yang Allah uji keimanan dan kesabarannya dalam memperoleh seorang anak. Hal ini jelas terlihat dimana banyak pasangan yang sudah bertahun-tahun menikah namun belum juga dikaruniai anak.

Beroda di ka'bah
Gabmar Ilustrasi Google.com
Salah satunya yang dialami oleh pasangan Happy Ayunita (32 tahun) dan Heru Kunadi (34 tahun) yang belum juga dikaruniai keturunan meski pernikahan mereka sudah menginjak lima tahun.

Melihat kondisi tersebut, mereka pun berinisiatif untuk melakukan metode bayi tabung selama beberapa kali. Namun sayangnya ketiga percobaan tersebut gagal membuahkan hasil, meski harga untuk melakukan hal tersebut terbilang mahal.

Tetap berikhtiar dan berdoa, pasangan ini pun berinisiatif melakukan ibadah ke tanah suci sembari memohon diberi momongan ketika berada di depan Ka’bah. Begitu inginnya memiliki anak, Happy bahkan berucap bahwa dirinya ingin memiliki empat orang anak.

“Di keluargaku itu ramai. Kita ada empat bersaudara, jadi ingin punya anak banyak juga. Aku berdoa di sana minta anak empat,” ucapnya sebagaimana dilansir dari Merdeka.

Kepergian mereka pun tidak diketahui oleh keluarga masing-masing dan setelah satu bulan, Happy tidak datang bulan. Setelah diperiksa ternyata terdapat empat janin yang berada di dalam perutnya.

Ia pun teringat kembali dengan doanya saat berada di tanah suci yang meminta empat orang anak. “Oh iya saya minta empat anak, tidak menyangka langsung dikasih empat anak kembar. Senang, kaget dan keluarga juga tidak menyangka semuanya,” lanjutnya.

Akhirnya dengan doa dan ikhtiarnya, Happy pun melahirkan empat anak kembar dalam keadaan yang sehat dan tidak kekurangan sesuatu apapun. Tiga diantaranya berjenis kelamin laki-laki, sedangkan satu anak berjenis kelamin perempuan. Happy dan suami pun menamai keempatnya dengan nama Rabani, Habibi, Ghani dan Safea. Subhanallah