BACA JUGA :
BACA JUGA :
Tak perlu buru-buru, mak. Segala urusan tentang “itu” telah kuserahkan padaNya. Memang, aku pun tak juga lepas dari usaha, namun bukankah Dia yang menetapkan segalanya? Tak ada yang luput dari perhatianNya kan? Itu yang selalu engkau ajarkan padaku.
Tunggulah mak, insya Allah suatu saat nanti akan kubawa pulang menantu terhebat untukmu. Menantu yang akan menggenggam tangan anakmu yg manis dan narsis ini, kemudian menuntunku ke segala hal yang lebih baik. Menantu yg akan membangunkan anakmu tengah malam untuk bertahajud kepadaNya. Akan ku bawakan engkau menantu idaman mak, menantu yg akan menjadikan rumah tempat aku tinggal nantinya laksana sebuah negeri yang damai, hangat, makmur, adil, dan bertabur cinta.
Jangan cemas mak, menantu yang ku pilihkan untukmu nanti adalah menantu penuh kasih. Yang akan selalu melindungiku dari godaan dan fitnah dunia, yang akan membelikan aku baju, makanan, rumah, dan kehidupan yang tak akan dimakan api neraka, karena nafkah yang ia cari dengan jalan yang halal.
"Menantumu tak akan bertindak kasar, ia lembut sepertimu, tegas seperti ayah"
Ia yang mendekapku ketika aku butuh tempat untuk bersandar, ia yang menepuk punggungku ketika aku butuh dukungan, ia yang akan memapahku ketika aku tak mampu bertumpu di kaki sendiri, ia yang menyeka air mataku ketika aku bersedih karen rinduku yang membiru kepadamu, kepada rumah kita.
Menantumu akan menegurku ketika aku bersikap tak baik. Seperti engkau, dia juga akan marah karena aku yang masih suka malas, bandel, manja, cuek dan tidak mau tau. Tapi aku tau marahannya karena ia tak ingin aku menjadi pribadi yang tak baik. Bukankah kau juga begitu mak?
Menantumu juga akan menasehatiku ketika aku berbuat salah dimata Tuhan dan manusia mak, nasehat seperti yang selalu disampaikan ayah di meja makan kita setiap malam setelah kita semua menyantap masakanmu. Menantumu akan mengajakku untuk terus belajar mak, belajar tentang hakikat hidup, belajar tentang kehidupan. Ia akan sering mengajakku jalan-jalan sambil mempelajari bukti-bukti kekuasaan Tuhan kita.
Menantumu yang saat ini kutunggu adalah lelaki yang tak akan membunuhku dengan asap dari batang-batang berisi nikotin yang sengaja dibelinya. Dia menginginkan aku untuk hidup sehat dan cinta lingkungan. Dia tidak egois dan hanya peduli pada dirinya semata.
Menantumu sosok yang ramah mak, dia bukan pemalas yang suka mencari-cari alasan, dia bukan lelaki lemah dalam membela kebenaran, dia juga bukan orang yang bisa dibodoh-bodohi. Dia pintar mak, dia dewasa dan bijaksana. Menantumu rajin bekerja dan gemar memberi kepada sesama, sehingga kau tak perlu khawatir anakmu hidup susah.
Menantumu menyempurnakan segala kekurangan dan kelemahanku, karena akupun akan menjadi penyempurna segala kekurangan dan kelemahannya.
Menantu yang akan kuhadiahkan kepada mu tidak memandang remeh aku dan pikiran-pikiran anehku. Dia memandang aku dan pemikiranku seperti apa yang ayah lakukan terhadapmu, dia juga senantiasa meminta pendapatku dalam segala hal.
Jangan risau mak, akan ku bawa untukmu menantu impian. Menantu yang akan membantuku menghadiahimu cucu-cucu yang sehat, cerdas, lucu, dan tentunya salih.
Tapi mak, jika kau tanya padaku siapa menantumu itu, aku sama sepertimu mak, tak punya jawaban karena aku juga belum tau siapa dan dimana dia.
Jangan bertanya kapan akan kubawakan menantu itu untukmu, karena aku pun tak tau pasti tentang waktu itu.
Aku sedang mencarinya mak, menunggunya mendatangimu untuk meminta alih memikul tanggung jawabmu terhadapku, anak gadismu. Aku sedang mendoakannya mak, dalam diam dan tahajudku, medoakannya agar ia tak "tersesat" dalam perjalanan menujuku, tak "mampir" di tempat yang tak seharusnya ia mampir.
Bantu aku mak, bantu aku mendoakannya, walaupun aku tau kau selalu mendoakanku meskipun aku tak meminntanya.
Mak, jika kau tanya kenapa aku begitu yakin bahwa dia akan datang? Jawaban ku cuma satu: Karena aku percaya janji Allah, Rabbi kita. Bukankah Dia telah menjanjikan bahwa perempuan baik-baik untuk laki-laki yang baik?
Aku yakin janjiNya adalah sebenar-benar janji. Karena itu mak, aku sedang berusaha memperbaiki diri sambil menunggunya datang. Memperbaiki dan menjaga diri ini. Tak hanya menjaga fisik, tapi juga menjaga hatiku agar aku tak gegabah memberikan hatiku kepada mereka yang hanya bisa memberikan janji-janji yang aku tak yakin mereka bisa menepatinya.
Aku tak mau buru-buru mak, sungguh aku tak mau gegabah untuk masalah hati. Bukan, bukan karena tak ada yang meminta hatik, walaupun anakmu ini tidak cantik tapi aku yakin aku tetap yang tercantik di matamu, tetap saja ada beberapa yang berusaha menjeratku mak, membujukku agar memberikan hatiku ini. Aku tak mau menyerahkan hati dan cintaku begitu saja mak, karen aku tak ingin hati dan cinta yg ku berikan kepada menantumu nanti adalah sisa-sisa dari orang lain, aku tak ingin mengecewakannya.
Lalu mak bertanya:
Bagaimana jika hati dan cinta yang kuterima darinya adalah hati dan cinta sisa dari orang lain? Itu urusan dia dengan Tuhan, dia akan mempertanggung jawabkannya, kenapa dia gegabah memberikan hati dan cinta kepada yang tidak semestinya ia berikan. Aku menerima dan mencintai dirinya yang sedang bersamaku, dia yang selalu memperbaiki diri.
Jadi tenanglah, Mak. Bersabarlah sedikit lagi. Insya Allah aku akan segera memberikan menantu pilihan untukmu, menantu terbaik.
Bedewe, Mak boleh kok sekali-kali bertanya kapan aku akan memberikan menantu itu, tapi jagan terlelau sering ya. Karena yang perlu kita lakukan sekarang adalah berdoa dan bersabar menunggu dia datang. Setujukan mak?
BACA JUGA :
loading...
Bersabarlah Mak, Suatu Saat Nanti Akan Kuhadiahi Engkau Menantu Terhebat
4/
5
Oleh
Admin