BACA JUGA :
BACA JUGA :
congkop.com |
Mengutip congkop.com, seiring perkembangan teknologi, diketahui bahwa ada sebuah metode yang dipakai untuk mengetahui potensi dan bakat anak melalui sidik jarinya. Bagaimana islam memandang hal tersebut?
1. Sidik Jari Disebutkan Dalam al-Qur’an
Sebelumnya orang menghargai sidik jari sebagai lengkungan-lengkungan biasa tanpa makna khusus.
Namun dalam al-Qur’an Allah merujuk kepada sidik jari yang sedikitpun tak menarik perhatian orang waktu itu dan mengarahkan perhatian kita pada arti pentingnya sidik jari yang baru mampu dipahami dizaman sekarang.
Pada abad ke-7 Masehi, Al-Qur’an telah menyebutkan bahwa sidik jari menjadi tanda pengenal Manusia.
Dalam Al-Qur’an disebutkan mudah bagi Allah untuk menghidupkan manusia setelah kematiannya, pernyataan tentang sidik jari manusia secara khusus ditekankan dalam sebuah firman Allah SWT,
أَيَحْسَبُ الْإِنسَانُ أَلَّن نَّجْمَعَ عِظَامَهُ () بَلَىٰ قَادِرِينَ عَلَىٰ أَن نُّسَوِّيَ بَنَانَهُ
Disebutkannya ujung jari atau sidik jari ini tentu memiliki makna khusus, terlebih hal ini difirmankan oleh Pencipta alam semesta.
Setelah dikaji selama bertahun-tahun serta didukung dengan teknologi barulah diketahui tentang pentingnya bagian tubuh yang satu ini, layaknya barang yang memiliki kode unik, manusiapun diberikan kode unik seperti sistem barcode sebagaimana yang digunakan saat ini.
2. Selain Test Psikologi, Menganalisis Potensi Anak Baru-baru ini Dicoba Berdasarkan Sidik Jari
Seiring berkembangnya zaman, selain test psikologi kini dikenal pula metode lain untuk mengetest potensi anak yaitu dengan sebuah metode pengukuran dengan pemindaian sidik jari anak untuk mengetahui gaya bekerja otak yang paling dominan dalam kaitannya dengan potensi bakat, motivasi, karakter serta gaya belajar anak.
Proses analisis sidik jari ini, dianggap dapat memberikan arahan bagi orang tua dalam menentukan pola pengasuhan yang tepat, serta mendeteksi sampai sejauh mana daya tahan seorang anak terhadap stres.
Dikatakan pula bahwa hasil dari analisis sidik jari ini bersifat obyektif tanpa dipengaruhi unsur kondisi fisik seperti sehat atau sakit, dan unsur psikologi seperti sedih, bahagia atau tertekan.
Dengan metode ini, diharapkan orang tua juga bisa menemukan potensi kekurangan atau kelemahan pada anak, sehingga dapat ditentukan solusi yang baik, supaya anak tetap bisa berprestasi dan produktif termasuk mengenali dan menerapkan gaya belajar yang tepat bagi anak sesuai dengan bakatnya.
Ilmu yang dipakai untuk menganalisis potensi berdasarkan sidik jari ini disebut Dermatogenetik yaitu ilmu yang mempelajari pola guratan kulit atau sidik jari serta hubungannya dengan genetika tubuh manusia.
Dalam beberapa penelitian para ahli dibidang Dermatogenetik dan kedokteran anatomi tubuh menemukan fakta bahwa pola sidik jari bersifat genetis, ibarat sebuah kode khusus dalam diri manusia yang tidak bisa dihapus atau diubah.
Kode ini pun sudah muncul ketika janin berusia 13 – 24 minggu. Dalam ilmu Dermatogenetik ini dikatakan bahwa setiap jari berhubungan dengan bagian-bagian otak, misalnya ibu jari berhubungan dengan otak bagian depan yang juga berasosiasi dengan penalaran, perencanaan dan bagian dari cara berucap namun dasar-dasar tersebut mendapat penolakan dari bidang ilmu Neurologi atau ilmu yang mengkaji saraf manusia.
Alasannya adalah semua bagian yang ada diotak terhubung dengan semua bagian jari, ketimbang mengendalikan tiap jari dengan satu bagian otak masing-masing seleksi alam akan memilih mengendalikannya cukup dengan satu atau dua bagian.
Memakai semua bagian tidak efisien secara energi karna berarti energi yang diberikan pada semua otak yang terhubung pada setiap jari, lalu bagaimana islam memandang hubungan antara sidik jari, bakat anak dan pengarahan dari orang tua?
3. Mengarahkan Anak Sesuai Minat Dan Bakat, Bijakkah?
Sebagai seorang Muslim, jika kita beranjak dari teori minat dan bakat yang tidak berdasarkan islam tentu akan menjadi kesalahan, Allah SWT berfirman,
… فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ….
Fitrah anak harus terjaga dari ketergelinciran dan penyimpangan dan islam memandang keluarga bertanggung jawab atas fitrah anak.
Segala penyimpangan yang menimpa fitrah tersebut menurut pandangan islam berpangkal dari kedua orang tua atau pendidik yang mewakilinya.
Pendapat itu didasarkan pada pandangan bahwa anak dilahirkan dalam keadaan suci lahir bathin dan sehat fitrahnya lebih jauh setiap anak harus berminat untuk mempelajari hal-hal yang wajib diketahui hukumnya, sebagai seorang muslim sang anak wajib tahu kewajiban-kewajiban sebagai seorang muslim berminat untuk selalu mendapatkan nilai amal tertinggi sebagai seorang muslim.
Semoga bermanfaat dan tidak salah memahami. Jadi hal diatas tidak mutlak. Bayangkan saja saat HRD memberikan test psikologi pada kita untuk mengetahui sampai mana emosi kita. Bisa jadi seperti itu, bila benar-benar ilmu Dermatogenetik ini terbukti.
BACA JUGA :
loading...
Cara Menganalisa Bakat Anak Melalui Sidik Jari Seperti dalam Al Qur'an dan Ilmu Pengetahuan
4/
5
Oleh
Admin